Minggu, 15 Juni 2014

Kisah Nyata Pasangan Menikah Pengguna Narkoba


Assalamu'alaikum, teman-teman.

Ketika saya sedang browsing, tidak sengaja saya melihat beberapa situs yang memaparkan tentang kisah kisah pengguna narkoba, dan menemukan kisah di bawah ini yang cukup menarik, yuk kita check saja :)

"Beberapa hari yang lalu seorang teman lama menyapa saya di Whatsapp. Nyaris dua puluh tahun tidak pernah bertemu, senang rasanya bisa menyambung tali silaturahim dengannya. Lebih bahagia lagi melihat profile picture yang dipasangnya dengan keluarga. Singkat cerita, saya mengetahui kalau dia menikah dengan pacar masa SMA dulu, yang juga teman saya. How romantic. Tapi cerita tak berhenti di sana.



Namanya IN, seusia dengan saya. Dulu kami satu sekolah sejak SMP. Ketika SMA, IN pacaran dengan teman sekelas saya bernama AB. Mereka masuk kategori pasangan keren di mata saya. IN cantik, AB juga nggak kalah cool. Prestasi sekolah mereka masih masuk rata-rata umum waktu itu. Long story short, they're  perfect couple. 

Di Whatsapp, IN banyak bercerita pada saya tentang kehidupan rumah tangganya dengan AB. Atas ijin IN, saya menuliskannya di sini agar hikmah yang didapat IN saat ini bisa juga jadi bahan pelajaran untuk kita semua.

Saat SMA, AB mulai mencoba-coba narkoba dengan teman-teman sepergaulannya. Sebenarnya waktu itu saya sudah mendengar selentingan tentang keterlibatan AB dengan narkoba. AB bukan anak bodoh dan bukan juga anak yang datang dari keluarga berantakan. Status ekonomi keluarganya pun bisa dibilang baik-baik saja. In fact, AB masuk kelas unggulan bersama saya saat SMA. Walaupun selama dua tahun di kelas unggulan, AB memang struggling untuk dapat melewatinya dengan nilai baik, sama seperti saya. Intinya, there's nothing wrong about AB. 

Tahun terakhir SMA, AB makin terjerumus dalam narkoba dan IN masih setia bersamanya. Saya bisa memahami perasaan IN saat itu, karena saya pun pernah berada dalam posisinya beberapa tahun kemudian. Melihat orang yang kita sayang menderita karena narkoba, tentu perih sekali. IN tidak tega meninggalkan AB karena rasa sayangnya. Tapi karena kurangnya pengetahuan IN tentang narkoba saat itu, IN ikut terjerumus memakai narkoba.

Berawal dari ajakan AB untuk mencicipi ganja, kemudian berlanjut ke segala rupa narkoba mereka pakai bersama. Sampai akhirnya menjelang lulus SMA mereka sudah sampai pada taraf kecanduan. Berdua, IN dan AB, melalui hari-hari gelap mereka bersama narkoba. Terseok-seok berusaha memenuhi kecanduan dengan memenuhi "panggilan" sakaw yang makin intens, mereka akhirnya tersesat. 



Keluarga IN juga bukan keluarga berantakan. Orang tuanya sangat perhatian dan sayang pada anak-anaknya. Semua kebutuhan mereka penuhi. Dan begitu mengetahui IN terseret dalam dunia narkoba, mereka segera mengirim IN ke pesantren untuk direhabilitasi. Tindakan ini juga mereka lakukan untuk menjauhkan IN dari AB. Di waktu yang sama AB pun dikirim ke pesantren yang berbeda oleh orang tuanya untuk rehabilitasi. 

Sebulan kemudian, IN pulang ke rumah. Rehabilitasinya dinyatakan sudah selesai. Selama di pesantren IN mendapat siraman-siraman rohani yang begitu menancap dalam hatinya. IN pulang dengan tekad ingin terbebas dari narkoba. Tapi perasaannya pada AB masih tetap sama, IN masih sayang padanya. Diam-diam, walaupun dilarang oleh orang tuanya, IN kembali menemui AB. 

Saat orang tua IN mengetahui hal itu, mereka langsung mengirim IN kembali ke pesantren. Sementara AB, begitu keluar dari pesantren kembali menggunakan narkoba. Keadaan belum membaik sama sekali untuk mereka berdua. Hal itu berulang beberapa kali sampai mereka lulus SMA.

Begitu lulus SMA, IN dan AB akhirnya dinikahkan. Mereka pun memulai hidup baru. Saat itu IN sudah lepas sama sekali dari ketergantungannya. Kemauannya sangat keras untuk terlepas dari narkoba dan dukungan orang tuanya juga sangat intens sehingga IN merasa mendapat kekuatan. Selain itu IN mulai menyadari, kalau berserah pada Tuhan adalah jawaban yang paling benar untuk bisa keluar dari masalahnya itu.

Tapi tak semudah itu dengan AB. Sampai mereka memiliki anak, AB masih mengkonsumsi narkoba. IN tak pernah putus asa hingga hampir 19 tahun  usia pernikahan mereka saat ini, dia tetap berusaha mendampingi AB agar bisa terbebas dari narkoba. Banyak kejadian miris yang mereka alami selama berumah tangga. Dengan kondisi telah memiliki anak, IN harus bisa melindungi penglihatan anak-anaknya saat AB mengkonsumsi narkoba. Anak mereka tumbuh makin besar, tentu saja makin sulit menyembunyikan kenyataan kalau ayah mereka adalah pengguna aktif narkoba di rumah.

Tak jarang IN menangis sendiri, berdoa dan meminta jalan keluar dari masalah ini. Hal yang paling melukai perasaannya adalah ketika anak tertuanya akhirnya mengetahui kalau ayahnya seorang pemakai narkoba. Suatu hari di sekolahnya diadakan penyuluhan tentang narkoba dari pihak kepolisian. Sepulang dari sekolah itulah anak sulungnya mengatakan kalau dia tahu apa yang dilakukan ayahnya selama ini. Walaupun selama ini IN berusaha menyembunyikannya, anaknya ternyata pernah menyaksikan beberapa kali. 

Saya pun bertanya pada IN, "Apa yang bisa buat kamu bertahan begitu lama?" IN hanya menjawab, "Kekuatan dari Allah, Win!" IN menambahkan, dulu dia bisa terbebas dari narkoba karena orang tuanya tidak pernah berhenti dan putus asa mendampingi dan mendukungnya. Dia harus melakukan hal yang sama untuk AB. Karena pada dasarnya mereka memang saling mencintai sejak dulu. 

Saya hanya bisa berdoa untuk kebaikan keluarga mereka. Saat saya tanya bagaimana keadaan AB saat ini, IN menjawab, "Alhamdulillaah, sudah seminggu ini nggak pakai, Win!" dilanjutkan dengan ikon senyum yang sangat optimis. Mau tidak mau saya ikut tersenyum. Sebaris doa saya panjatkan, semoga kali ini, untuk selamanya AB berhenti mengkonsumsi narkoba dan bisa terbebas selamanya. Semoga dengan optimisme IN, dukungan dari seluruh keluarganya, AB mampu melewati ini.


Kisah IN dan AB ini hanya salah satu contoh dari fenomena pasangan pengguna narkoba yang masih bergelut dan berjuang untuk terbebas dari jeratannya. Seandainya ada anggota keluarga kita yang terlibat, bantu mereka. Kirim segera ke tempat rehabilitasi, berikan dukungan dan perhatian, selalu dampingi mereka. Karena sebenar-benarnya tindakan untuk para pengguna ini adalah rehabilitasi pengguna narkoba. Sebelum keadaan menjadi lebih buruk. Biar bagaimana pun, pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi dari pada dipenjara. Kita bebaskan Indonesia dari narkoba. Selamatkan anak bangsa, dukung BNN memberantasnya. Ayo, Indonesia Bergegas! Tahun 2015 nanti, kita harus sudah terbebas dari narkoba. Mulailah dari diri sendiri dan orang-orang terdekat kita, seperti yang dilakukan IN yang tidak menyerah menyelamatkan AB, suaminya.

*Seperti yang dikisahkan IN pada Emak Gaoel* 
Source : http://emakgaoel.blogspot.com/2014/03/kisah-nyata-pasangan-menikah-pengguna.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar