Assalamu'alaikum, teman-teman.
Ketika saya sedang browsing, tidak sengaja saya melihat beberapa situs yang memaparkan tentang kisah kisah pengguna narkoba, dan menemukan kisah di bawah ini yang cukup menarik, yuk kita check saja :)
"Beberapa hari yang lalu
seorang teman lama menyapa saya di Whatsapp. Nyaris dua puluh tahun
tidak pernah bertemu, senang rasanya bisa menyambung tali silaturahim
dengannya. Lebih bahagia lagi melihat profile picture yang dipasangnya
dengan keluarga. Singkat cerita, saya mengetahui kalau dia menikah
dengan pacar masa SMA dulu, yang juga teman saya. How romantic. Tapi
cerita tak berhenti di sana.
Namanya IN, seusia
dengan saya. Dulu kami satu sekolah sejak SMP. Ketika SMA, IN pacaran
dengan teman sekelas saya bernama AB. Mereka masuk kategori pasangan
keren di mata saya. IN cantik, AB juga nggak kalah cool. Prestasi
sekolah mereka masih masuk rata-rata umum waktu itu. Long story short,
they're perfect couple.
Di Whatsapp, IN banyak
bercerita pada saya tentang kehidupan rumah tangganya dengan AB. Atas
ijin IN, saya menuliskannya di sini agar hikmah yang didapat IN saat ini
bisa juga jadi bahan pelajaran untuk kita semua.
Saat SMA, AB mulai
mencoba-coba narkoba dengan teman-teman sepergaulannya. Sebenarnya waktu
itu saya sudah mendengar selentingan tentang keterlibatan AB dengan
narkoba. AB bukan anak bodoh dan bukan juga anak yang datang dari
keluarga berantakan. Status ekonomi keluarganya pun bisa dibilang
baik-baik saja. In fact, AB masuk kelas unggulan bersama saya saat SMA.
Walaupun selama dua tahun di kelas unggulan, AB memang struggling untuk
dapat melewatinya dengan nilai baik, sama seperti saya. Intinya, there's
nothing wrong about AB.
Tahun terakhir SMA, AB
makin terjerumus dalam narkoba dan IN masih setia bersamanya. Saya bisa
memahami perasaan IN saat itu, karena saya pun pernah berada dalam
posisinya beberapa tahun kemudian. Melihat orang yang kita sayang
menderita karena narkoba, tentu perih sekali. IN tidak tega meninggalkan
AB karena rasa sayangnya. Tapi karena kurangnya pengetahuan IN tentang
narkoba saat itu, IN ikut terjerumus memakai narkoba.
Berawal dari ajakan AB
untuk mencicipi ganja, kemudian berlanjut ke segala rupa narkoba mereka
pakai bersama. Sampai akhirnya menjelang lulus SMA mereka sudah sampai
pada taraf kecanduan. Berdua, IN dan AB, melalui hari-hari gelap mereka
bersama narkoba. Terseok-seok berusaha memenuhi kecanduan dengan
memenuhi "panggilan" sakaw yang makin intens, mereka akhirnya tersesat.
Keluarga IN juga bukan
keluarga berantakan. Orang tuanya sangat perhatian dan sayang pada
anak-anaknya. Semua kebutuhan mereka penuhi. Dan begitu mengetahui IN
terseret dalam dunia narkoba, mereka segera mengirim IN ke pesantren
untuk direhabilitasi. Tindakan ini juga mereka lakukan untuk menjauhkan
IN dari AB. Di waktu yang sama AB pun dikirim ke pesantren yang berbeda
oleh orang tuanya untuk rehabilitasi.
Sebulan kemudian, IN
pulang ke rumah. Rehabilitasinya dinyatakan sudah selesai. Selama di
pesantren IN mendapat siraman-siraman rohani yang begitu menancap dalam
hatinya. IN pulang dengan tekad ingin terbebas dari narkoba. Tapi
perasaannya pada AB masih tetap sama, IN masih sayang padanya.
Diam-diam, walaupun dilarang oleh orang tuanya, IN kembali menemui AB.
Saat orang tua IN
mengetahui hal itu, mereka langsung mengirim IN kembali ke pesantren.
Sementara AB, begitu keluar dari pesantren kembali menggunakan narkoba.
Keadaan belum membaik sama sekali untuk mereka berdua. Hal itu berulang
beberapa kali sampai mereka lulus SMA.
Begitu lulus SMA, IN dan
AB akhirnya dinikahkan. Mereka pun memulai hidup baru. Saat itu IN
sudah lepas sama sekali dari ketergantungannya. Kemauannya sangat keras
untuk terlepas dari narkoba dan dukungan orang tuanya juga sangat intens
sehingga IN merasa mendapat kekuatan. Selain itu IN mulai menyadari,
kalau berserah pada Tuhan adalah jawaban yang paling benar untuk bisa
keluar dari masalahnya itu.
Tapi tak semudah itu
dengan AB. Sampai mereka memiliki anak, AB masih mengkonsumsi narkoba.
IN tak pernah putus asa hingga hampir 19 tahun usia pernikahan mereka
saat ini, dia tetap berusaha mendampingi AB agar bisa terbebas dari
narkoba. Banyak kejadian miris yang mereka alami selama berumah tangga.
Dengan kondisi telah memiliki anak, IN harus bisa melindungi penglihatan
anak-anaknya saat AB mengkonsumsi narkoba. Anak mereka tumbuh makin
besar, tentu saja makin sulit menyembunyikan kenyataan kalau ayah mereka
adalah pengguna aktif narkoba di rumah.
Tak jarang IN menangis
sendiri, berdoa dan meminta jalan keluar dari masalah ini. Hal yang
paling melukai perasaannya adalah ketika anak tertuanya akhirnya
mengetahui kalau ayahnya seorang pemakai narkoba. Suatu hari di
sekolahnya diadakan penyuluhan tentang narkoba dari pihak kepolisian.
Sepulang dari sekolah itulah anak sulungnya mengatakan kalau dia tahu
apa yang dilakukan ayahnya selama ini. Walaupun selama ini IN berusaha
menyembunyikannya, anaknya ternyata pernah menyaksikan beberapa kali.
Saya pun bertanya pada
IN, "Apa yang bisa buat kamu bertahan begitu lama?" IN hanya menjawab,
"Kekuatan dari Allah, Win!" IN menambahkan, dulu dia bisa terbebas dari
narkoba karena orang tuanya tidak pernah berhenti dan putus asa
mendampingi dan mendukungnya. Dia harus melakukan hal yang sama untuk
AB. Karena pada dasarnya mereka memang saling mencintai sejak dulu.
Saya
hanya bisa berdoa untuk kebaikan keluarga mereka. Saat saya tanya bagaimana
keadaan AB saat ini, IN menjawab, "Alhamdulillaah, sudah seminggu ini
nggak pakai, Win!" dilanjutkan dengan ikon senyum yang sangat optimis. Mau
tidak mau saya ikut tersenyum. Sebaris doa saya panjatkan, semoga kali ini,
untuk selamanya AB berhenti mengkonsumsi narkoba dan bisa terbebas selamanya.
Semoga dengan optimisme IN, dukungan dari seluruh keluarganya, AB mampu
melewati ini.
Kisah
IN dan AB ini hanya salah satu contoh dari fenomena pasangan pengguna narkoba
yang masih bergelut dan berjuang untuk terbebas dari jeratannya. Seandainya ada
anggota keluarga kita yang terlibat, bantu mereka. Kirim segera ke tempat
rehabilitasi, berikan dukungan dan perhatian, selalu dampingi mereka. Karena
sebenar-benarnya tindakan untuk para pengguna ini adalah rehabilitasi
pengguna narkoba. Sebelum keadaan menjadi lebih buruk. Biar bagaimana pun, pengguna narkoba lebih baik
direhabilitasi dari pada dipenjara. Kita bebaskan Indonesia dari narkoba. Selamatkan anak bangsa, dukung BNN memberantasnya. Ayo, Indonesia Bergegas!
Tahun 2015 nanti, kita harus sudah terbebas dari narkoba. Mulailah dari
diri sendiri dan orang-orang terdekat kita, seperti yang dilakukan IN
yang tidak menyerah menyelamatkan AB, suaminya.
*Seperti yang dikisahkan IN pada Emak Gaoel*
Source : http://emakgaoel.blogspot.com/2014/03/kisah-nyata-pasangan-menikah-pengguna.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar